G-land Gallery , di g-land juga perlu untuk bersembahyang agar kita selamat dan dilindungi oleh tuhan.
- Makna dan Tujuan Sembahyang
- Untuk menghormati dan mengagungkan kebesaran sifat Tuhan Yang Maha Esa, selaku pencipta dan penguasa alam semesta.
- Sebagai pengakuan diri bahwa pada hakikatnya manusia adalah mahluk yang sangat lemah.
- Sebagai permohonan maaf dan pengampunan atas segala dosa yang pernah dilakukan dalam hidupnya.
- Menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas segala waranugraha-Nya.
- Memohon perlindungan-Nya agar dijauhkan dari segala bahaya maupun cobaan.
- Menemukan suasana kedamaian lahir dan bathin.
G-land Gallery, ada juga yang harus diperhatikan dan dipersiapkan sebelum sembahyang, yaitu :
Persiapan sembahyang meliputi persiapan lahir dan bathin. Persiapan lahir meliputi sikap duduk yang baik, pengaturan nafas dan sikap tangan. Termasuk dalam persiapan lahir ialah sarana penunjang sembahyang seperti pakaianyang bersih dan rapi, bunga dan dupa, sedangkan persiapan bathin ialah ketenangan dan kesucian pikiran. Langkah-langkah persiapan dan sarana prasarana sembahyang adalah sebagai berikut:
1) Asuci Laksana.
Pertama – tama orang membersihkan badan dengan mandi. Kebersihan badan dan kesejukan lahir mempengaruhi ketenangan hati.
2) Pakaian.
Pakaian waktu sembahyang supaya diusahakan pakaian yang bersih serta tidak mengganggu ketenangan pikiran. Pakaian yang ketat dan warna yang mencolok hendaknya dihindari.
Pakaian harus disesuaikan dengan dresta (kebiasaan) setempat, supaya tidak menarik perhatian orang.
3) Bunga atau Kwangen.
Bunga atau Kwangen adalah lambang kesucian, supaya diusahakan bunga yang segar, bersih dan harum. Jika dalam persembahyangan tidak ada Kwangen dapat diganti dengan bunga. Ada beberapa bunga yang tidak baik untuk sembahyang. Menurut Agastyaparwa, bunga tersebut adalah:
Bunga yang berulat, bunga yang gugur tanpa digoncang, bunga-bunga yang berisi semut, bunga yang layu yaitu bunga yang lewat masa mekarnya, bunga yang tumbuh di kuburan. Itulah jenis-jenis bunga yang tidak patut dipersembahkan.
4) Dupa.
Apinya dupa adalah simbol Sanghyang Agni, saksi dan pengantar sembah kita kepada Sanghyang Widhi, setiap Yajna dan pemujaan tidak luput dari penggunaan api. Hendaknya ditaruh sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan teman-teman di sebelah.
5) Tempat duduk.
Tempat duduk hendaknya diusahakan tidak mengganggu ketenangan untuk sembahyang. Arah duduk ialah menghadap Pelinggih. Jika mungkin agar menggunakan alas duduk seperti tikar dan sebagainya.
6) Sikap duduk.
Sikap duduk dapat dipilih sesuai dengan tempat dan keadaan serta tidak mengganggu ketenangan hati. Sikap duduk yang baik untuk pria ialah sikap duduk bersila (Padmasana, Silasana, Sidhasana) dan badan tegak lurus. Sikap duduk bagi wanita ialah sikap Bajrasana yaitu sikap duduk bersimpuh dengan dua tumit kaki diduduki. Dengan sikap ini badan menjadi tegak lurus, sikap ini sangat baik untuk menenangkan pikiran.
7) Sikap tangan.
Sikap tangan yang baik pada waktu sembahyang ialah “Cakuping kara kalih” yaitu kedua telapak tangan dikatupkan dan diletakkan diatas di depan ubun-ubun. Bunga atau kwangen dijepit pada ujung jari tengah.